Selasa, 16 Februari 2010

JANGAN SUKET UNTUK KAMBINGKU dan BAGAIMANA MEMULAI USAHA PETERNAKAN KAMBING PE ,BAGI PEMULA SEPERTI SAYA








Sejak masa kanak-kanak, setahu saya makanan kambing adalah rumput.
Pada saat mempunyai Kambing Peranakan Etawa atau PE di peternakan sendiri, dengan sendirinya makanan pokok yang saya sajikan untuk para Kambing adalah rumput.
Bertanya dan melihat tetangga kiri kanan, serta "pakar hewan setempat", katanya memang benar makanan kambing adalah JUKUT (rumput bahasa Sunda).
Singkat kata, makin lama para kambing badannya makin kurus, makin tidak bergairah, dan makin hari makin bertambah yang mati, dan mati lagi dan mati lagi, kandang makin hari makin kosong dan sepi, jarang ada kambing yang mengembik-ngembik.
Saat saya tanya pada para pengurus dan pengasuh Kambing, yang katanya sudah pernah belajar di sana dan disini; "Apakah makanan yang Bapak-bapak berikan cukup gizinya, apakah Kambingnya doyan dan mau memakannya".
Jawabanya sangat tepat dan sangat masuk akal yaitu " Waktu baru datang doyan makan dan banyak makannya, sekarang jadi kurang berselera, mungkin TIDAK DOYAN MAKAN JUKUT, MAUNYA SUKET (rumput bahsa Jawa), KARENA KAMBING INI KAN DATANGNYA DARI JAWA (Jawa tengah kali maksudnya).
Temuan Masalah:
1. Kami membeli Kambing Peranakan Etawa atau PE dari Lokasi yang salah, seharusnya membeli dari lokasi yang sama dengan lokasi peternakan kami, sehingga Bahasanya sama dan sudah terbiasa memakan rumput lokal atau Jukut.
Pemecahan masalah ---- Tidak Ada, karena di sekitar peternakan tidak ada yang mampu mensuplai Kambing PE dalam jumlah sedikit agak banyak. Jadi harus tetap beli dari Jawa Tengah atau Timur.
2. Penyuplai Kambing PE, mengirim kambing PE yang makanannya Suket dan tidak di persiapkan terlebih dahulu untuk makan Jukut. Padahal mereka tahu kambing-kambing tersebut akan di pelihara di Jawa Barat, dan akan di beri makan Jukut. Suplayer/penjual dalam hal ini kami anggap keterlaluan kesalahannya.
Pemecahan masalah --- Mengundang suplaiyer beserta para peternaknya kekandang untuk dimintai pertanggungjawabannya.
Hasil yang di peroleh:
Pada saat mereka datang dan saya sampaikan keinginan saya dengan mengatakan " Kambing yang kalian jual Tidak Bagus, mohon di ganti dengan kambing-kambing yang doyan makan Jukut dan Jangan Suket".
Maka mulailah kerusuhan diantara mereka terjadi, berkali-kali saya dengar mereka mengucapkan kalimat yang sama sambil menggerutu nggak juntrungan "Sopo sing arep masak Suket kanggo wedhus !!!".
Kerusuhan di ahiri dengan pengajuan usul oleh Suplaiyer, yang pada intinya adalah:
"Ijinkan kami mengurus dan mengasuh kambing yang sudah berada disini, karena dalam hitungan beberpa minggu lagi kambing-kambing tersebut akan musnah mati semua jika tidak kami tangani segera, dengan satu syarat janganlah kami di minta untuk membuat Jangan Suket"
Usul di sepakati, dengan catatan jika dalam waktu tiga bulan tidak ada perbaikan, saya minta semua kambing di ganti dengan yang lebih baik sesuai dengan perjanjian.

Ternyata hal paling utama yang mereka lakukan adalah, TIDAK MEMBERIKAN RUMPUT ATAU JUKUT ATAU SUKET untuk makanan kambing, tetapi memberikan DAUN DARI BERMACAM PEPOHONAN, kecuali daun rumput; daun pintu serta daun jendela dan daun kuping.
Alhasil, semua kambing PE ku kembali sehat walafiat, yang jantan kini terkesan galak dan garang, yang betina semuanya sudah beranak, ada satu ekor induk yang keguguran - padahal anaknya/ janin nya ada dua.

Anak-anak kambing PE memberikan masalah berikutnya karena banyak yang tidak berhasil melewati usia satu bulan, karena keburu wafat, -- akan kami sampaikan pada ulasan berikutya.

Pelajaran yang bisa di dapat dari kisah pengalaman tersebut di atas, bagi saya dan anda yang masih sangat pemula dan tidak pernah berada di lingkungan peternak kambing adalah:
1. Jangan sekali-kali menganggap enteng masalah beternak Kambing. Memang betul selama ini kita sering menyebut segala sesuatu yang murah dan gampang di dapat denga sebutan "KELAS KAMBING". Padahal untuk memelihara kambing -- Kelas atau tingkat kesulitan nya sangat tinggi.
2. Anda harus Membaca dan juga harus Hati-hati jika membaca posting para pakar per kambingan, tulisan mereka akan singkat, mengesankan memelihara kambing adalah sangat mudah dan menyenangkan serta menguntungkan. Tulisan dan pendapat mereka TIDAK SALAH, karena memang mereka sudah sangat menguasai seluk beluk dan pernak pernik dalam perkambingan, sehingga sangat sulit bagi para pakar tersebut untuk menyampaikannya secara detail. Sama hal nya dengan anda semua, saya yakin anda semua pandai makan atau berbicara, bahkan tanpa berpikir lebih dahulupun anda mampu berbicara dengan sangat lancar. Tapi coba silahkan ceritakan bagaimana anda memulai belajar makan atau bicara, mulainya kapan dan bagaimana belajarnya, makanan apa yang pertama kali anda makan bagaimana makannya, atau - kata apa yang pertamakali bisa anda ucapkan. Anda tidak akan mampu menjelaskannya dengan detail bukan.

Untuk itu saran kami bagi anda yang tidak pernah berada dilingkungan peternak kambing, mempunyai keinginan atau berminat untuk beternak Kambing lakukan tahapan sebagi berikut:

1. Tumbuhkan rasa INGIN BETERNAK anda setinggi dan sebesar mungkin, caranya dengan banyak membaca literatur mengenai Kambing Peranakan Etawa. Bacalah sebanyak mungkin artikel mengenai beternak Kambing PE, silahkan baca dari posting para pakar, dari buku, koran, komik, novel dll. Jika setelah banyak membaca keinginan anda mulai berkurang, hentikan keinginan anda, cari alternatif lainnya.
Jika makin banyak membaca keinginan tsb makin tumbuh, maka lakukan tahap berikutnya.

2.Mulailah melakukan pengamatan pada Kambing Peranakan Etawa - kalau kepasar mulailah melihat kios daging Kambing, mulailah bertanya ini daging kambing apaan. Kalau lihat jenis Kambing yang di tuju mulailah mengamati dengan lebih cermat, makanannya apa, jalannya gimana, bisa terbang atau tidak dll.
Dijalanan atau di sawah atau di perkebunan, sering kita lihat banyak kambing berkeliaran bebas, kecuali Kambing jenis PE.
Jika setelah berkali kali anda mengamatinya, dan keinginan anda ternyata masih membara, lakukan tahap berikutnya.

3. Berkunjunglah kepada peternak Kambing Peranakan Etawa, dan mulailah bertanya tanya bagaimana ini bagaimana itu -- disini biasanya mulai pada mundur, setelah melihat dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang di hadapi para peternak.
Dan jika anda mundur, itu adalah wajar dan tidak perlu merasa bersalah. Karena itu berarti keinginan anda sebetulnya tidak sesuai dengan keadaan anda.

4. Namun kalau keinginan tsb justru makin membara, mulailah pikirkan dengan sangat mendalam meluas dan meninggi, artinya melihat dari segala sudut pandang.

5. Jika tetap masih membara keinginan nya mulailah bicarakan keinginan anda tersebut kepada orang-orang terdekat di lingkungan anda.
Jika lingkungan terdekat mengisyaratkan Yesssss, barulah silahkan mulai membeli Kambing Peranakan Etawa.
Dengan syarat jangan full power dulu, tapi gunakan 25% sampai 30 % dari kemampuan yang anda miliki. Lalu silahkan lihat di Kegagalan Para Peternak -------dst-dst, yang di tulis oleh seorang peternak, yang sering mengalami kegagalan.

Kenapa ya Kambing Peranakan Etawa lebih suka makan Dedaunan ketimbang Rerumputan, Masalah Baru yang harus di cari jawabannya.

Artikel ini kami sajikan bagi para peternak Kambing Peranakan Etawa yang masih Pemula, agar TIDAK mengalami hal serupa dengan yang di alami oleh Sarostha Dairy Goat Farm

PERNETH_SAROSTHA
Sarostha Dairy Goat Farm

6 komentar:

Anonim mengatakan...

saya tauuu jawabnyaa kenapa kambing suka makan dauunn.....

karena kambing pada dasarnya adalah hewan pegunungan bukan hewan padang rumput. di gunung makan dari semak2...terlihat juga dari postur leher kambing yg dibentuk keatas dan tidak menunduk kebawah...

hehehe - ngetes doang ngasi coment. DD

sarostha_farm mengatakan...

133% betul sekali jika di lihat dari tampilan fisik dan lingkungan habitat aslinya.
Mari kita lihat dari inner view nya atu dari jeroan nya.

Kambingonline mengatakan...

Satu lagi bos ,

Kalo Makan suket kemungkinan besar kena penyakit cacing sangat besar bos , karena telor cacing banyak disuket apalagi kalo suket basah. Daun lebih aman dari itu. He he .. ini karena pengalaman di kandang saya kambing saya rusak gara2 kena suket . Recoverynya lumayan ..

Sip , Kalo Bisa Hindari Suket .

salam
kambingonline.net

sarostha_farm mengatakan...

Betul sekali Pak. Saya dulunya suka heran mengapa di peternakan domba yang di lepas di padang rumput /grazzing, dombanya baru di lepas setelah matahari terbit atau hari mulai panas. Setelah nanya-nanya baru tahu, itu rupanya alasannya.

Binnella Farm Etawa mengatakan...

Yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan adalah kambing tersebut harus dilatih untuk mencoba makanan di tempat kita dengan cara dicampur sedikit-sedikit dengan makanan yg sudah familiar. Pertama saya memelihara kambing, tidak suka daun mangga, rumput gajah, daun pisang dll, alhamdulilah sekarang mau.
Mohon maaf hanya sekedar berbagi.

sarostha_farm mengatakan...

Terimakasih Pak Binellafarm, masukan bagus buat kami.
Bagaimana rumusan penyesuaiannya. Apakah setiap hari di perkenalkan dengan pakan baru sejumlah 10%, jadi 10 hari sudah terbiasa.
Jangan sungkan-sungkan Pak untuk menyampaikan masukan apapun, karena tingkat pengalaman dan pengetahuan kita kan berlainan.Jadi apapun masukan yg Bapak sampaikan pasti berguna bagi kita semua